METODE PELAKSANAAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Selasa, 25 Mei 2010
, Posted by PTK-PNF Kota Padang Panjang at Selasa, Mei 25, 2010
Dalam proses pengolahan sampah organik di Kabupaten Malang dan sekitarnya diperlukan pupuk organik lengkap untuk mengatasi persoalan lingkungan. Hal itu menjadi nilai tambah ekonomi dan sosial dengan dimanfaatkannya Metode dan Bioteknologi NT 45.
Pengertian NT. 45 adalah merek dari penemuan dan formula bermacam mikro organisme yang dihidupkan dalam zat cair. Dimana penemuan ini diterapkan pertama kali di lapangan pada Tahun 1997 di Sumatera Barat oleh Ir. Darmansyah, MSc atas nama sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang jasa konsultan bernama PT. NAN TEMBO dan beralamat di Kota Padang, Sumatera Barat.
Metode NT. 45 adalah cara-cara yang telah diterapkan dan diuji di lapangan didalam bidang lingkup pertanian seperti, Pertanian Tanaman Pangan, perkebunan, Peternakan Ruminansia maupun Unggas dan Perikanan Darat dari pembuatan pakan sampai teknis pemeliharaannya.
Produk NT. 45 semenjak Tahun 1997 sampai saat ini telah diproduksi dan disebarkan kepada masyarakat dan kelompok tani dengan seri NTj45, NTe45, NTm45, NTp45 dan NTi45 dengan kegunaannya adalah :
1. NT.J 45 untuk ternak peliharaan dan pengawet pakan basah
2. NT.E 45 untuk anti hama (penganti Pestisida dan Fungisida)
3. NT.P 45 untuk pembuatan pupuk organik.
4. NT.I 45 untuk fermentasi pakan ikan.
5. NT.M 45 untuk penyakit kerusakan organ manusia (diabetes, kelelahan, penyumbatan saluran kemih, keracunan dan sebagai tonik atau penyegar).
Yang akan diterapkan dalam pengolahan pupuk organik lengkap ini adalah jenis NTp45 dan NTi45. Sesuai dengan prinsip bioteknologi, perlakuan ini akan diterapkan dalam bentuk fermentasi dan penguraian sempurna sehingga dapat dicapai sasaran pemanfaatan. Untuk melengkapi kebutuhan unsur Pupuk Organik Lengkap akan ditambah unsur organik lain baik yang mengandung mineral maupun unsur karbon.
Tahapan Pekerjaan
Sebagaimana kita ketahui bahwa bahan organik yang tersisa dalam pengolahan di TPAS adalah 84,70 ton/hari dengan komposisi kimia organik yang belum diketahui dan juga dengan butiran beragam. Untuk itu diperlukan proses awal mekanisasi sebagai berikut :
a. Penghalusan butiran organik agar gradien lebih merata dilakukan. Mesin Coper dengan kapasitas 10 pk (ex LIPI) dengan kekuatan atau kemampuan 1 ton/jam disediakan sebanyak 2 unit agar dapat berfungsi maksimal setiap hari.
b. Tahap penyusunan dan pengadukan formula pupuk organik lengkap ditambahkan unsur bahan organik sisa pembakaran untuk melengkapi unsur mineral dan carbon. Lalu ditambah dengan kotoran ternak (ayam atau sapi) untuk melengkapi unsur posfor organik murni dan kekayaan nitrogen sebagai kebutuhan proses kapilerisasi tanaman. Terakhir ditambahkan dedak (bekatul) untuk rangsangan proses fermentasi sebagai kelengkapan proses energi penguraian organik, dan baru dicampurkan bakteri dalam larutan sebagai proses fermentasi. Semua bahan tersebut diatas diaduk merata dalam kondisi kadar air yang baik, untuk itu diperlukan molen pengaduk yang bersifat horizontal.
c. Tahap fermentasi adalah bagian proses bioteknologi oleh bakteri pengurai dengan standarisasi suhu yang harus dipelihara agar hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai, untuk itu dibutuhkan ruang dan alat. Kebutuhan ruang pelataran dengan lantai tidak bereaksi dengan asam atau tahan asam, dan penutup berbahan organik agar sirkulasi panas dapat tersalurkan sehingga penyebaran panas dapat merata keseluruh bahan.
d. Karena bahan organik yang diolah tiap harinya sebanyak puluhan ton dalam areal yang cukup besar diperlukan mekanisasi untuk membalik adonan atau mengaduk kembali agar panas. Fermentasi dapat dilepaskan sesuai dengan suhu yang dikehendaki atau ideal untuk proses fermentasi untuk mengontrol suhu disetiap bagian tumpukan diletakkan termometer beberapa buah.
e. Proses Pendinginan
Setelah fermentasi dianggap cukup ± 50 jam maka suhu akan mulai turun dari mulai 30 jam. Sesudah itu untuk menjaga penurunan berangsur-angsur dan tidak naik lagi maka dibiarkan terbuka dengan lapisan yang terlalu tebal, sehingga dapat menguapkan panas dan proses pengeringan.
f. Proses Pengantongan
Pupuk organik lengkap sebelum dikantongkan atau dimasukkan ke dalam karung yang sudah diberi label harus diuji mutu agar standar mutu dapat terjamin. Untuk pengantongan perlu disediakan satu set mesin kantong lengkap dengan silo penyimpanannya agar kelembaman tetap terjaga.
g. Penggudangan
Analisa Produksi Pupuk Jadi
Dari Sampah Organik 84,70 Ton/Hari merupakan 60% bagian dari pupuk organik lengkap. Bahan tambahan lain untuk kelengkapan komposisi kebutuhan Nutrisi Standar Pertanian adalah 40% yang merupakan sampah organik yang telah dibakar dan hasil penggilingan padi.
Jadi kesimpulan Pupuk Organik Lengkap yang dapat diproduksi setiap hari ± 140 ton/hari dengan prediksi kadar air 30%. Setelah di fermentasi dan terjadi proses panas mencapai 50 – 70oC dan akan terjadi kehilangan air 15%. Artinya kondisi akhir pupuk organik adalah 140 x 85% = 119 ton/hari, dan kita anggap kehilangan produksi sehingga hasil akhir adalah 100 ton/hari produksi pupuk organik lengkap.
Analisa Biaya Produksi Dari Pupuk Organik Lengkap
1. Proses Pengolahan Bahan Baku Sampah Organik dihancurkan dengan coper 2. Proses fermentasi 3. Kotoran Ternak Untuk 1 Ton pupuk 4. Bahan Baku Bekatul untuk 1 ton pupuk 5. Bahan sisa pembakaran untuk 1 ton pupuk 6. Bioteknologi NTp45 + NTe45 1 ton pupuk 7. Kantong untuk setiap 1 ton pupuk 8. Sewa gudang untuk setiap 1 ton pupuk | Rp. 15.000,-/ton Rp. 50.000,-/ton Rp. 20.000,-/ton Rp. 200.000,-/ton Rp. 50.000,-/ton Rp. 100.000,-/ton Rp. 50.000,-/ton Rp. 15.000,-/ton |
Jumlah | Rp. 500.000,-/ton |
Jadi biaya produksi pupuk organik lengkap dengan standar kebutuhan pertanian sebesar Rp. 500.000,-/ton dengan komposisi (Lampiran Analisis Sucofindo)* :
1. Kadar air
2. Pupuk Organik 12.47% wt
3. Nitrogen 1.34% wt
4. Kalsium 0.08% wt
5. Sulfur 0.37% wt
*Data ini dapat dirubah sesuai dengan standarisasi yang dikehendaki.
Harga pupuk kompos yang bukan organik lengkap pada saat ini beredar di Pulau Jawa, dengan harga setiap karung keluaran industri Rp. 40.000,-/karung dan bobot 30 kg. Artinya harga setiap kilogram adalah ± Rp. 1.300,-/kg. Jadi kalau kita jual rata-rata Rp. 1.000,-/kg sudah cukup aman dalam bersaing.
Pertanian Total Organik
Produksi Bioteknologi yang beredar di Indonesia belum satupun mempunyai kelengkapan total organik. artinya produksi Bioteknologi NT 45 telah memenuhi untuk tanaman total organik. Sehingga dapat disimpulkan market pendamping produksi pupuk organik cukup punya peluang baik.
Areal Pemasaran Lokal dan Export
Untuk pemasaran pupuk organik lengkap kebutuhan atas satu permintaan di kawasan perkebunan Kabupaten Semarang (Perkebunan Tembakau) kuota minimum setiap bulan 2.000/ton/bulan. Perkebunan Jagung PT. Pioner Indonesia rata-rata untuk Jawa Timur diatas 10.000 ton/bulan.
Untuk kuota permintaan export ke Vietnam yang dikemukakan pada pertemuan Asia Afrika di Bandung, untuk Negara Asean diperkirakan sebesar 100.000 ton/tahun. Biaya produksi satu batang cabe keriting di Pulau Jawa dengan memakan pupuk kimia diatas Rp. 5.000,-/batang dengan hasil cabe rata-rata 0,50 kg/batang jika tidak terserang hama. Sementara untuk pemakaian digunakan Pupuk Organik sebanyak 0,20 kg dengan harga Rp. 1.000,-/kg. Biaya setiap batang cabe hanya Rp. 2.000,-/batang.
Dapat disimpulkan aspek pemasaran Pupuk Organik Lengkap sangat menjanjikan dengan pemakaian tenaga kerja jika produksi rata-rata setiap bulan 3.000 ton adalah 100 orang dengan pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000,-/orang/bulan.
Currently have 0 komentar: